Cara Kerja OLED (organic light-emitting diodes)
Saat ini sudah tersedia di pasaran TV HD (high-definition)
selebar 80 inc dengan ketebalan hanya seperempat inch.
TV tersebut juga hanya mengkonsumsi daya kurang dari konsumsi daya TV
konvensional.
TV yang dibicarakan ini menggunakan teknologi yang disebut
OLED (organic light-emitting diodes)
OLED adalah komponen yang terdiri dari film tipis yang
berasal dari molekul organic yang menciptakan cahaya berkat adanya rangkaian
listrik. OLED dapat memberikan cahaya yang lebih terang dan jelas ketika
disematkan pada perangkat elektronk dan menggunakan daya lebih sedikit dibanding
teknologi LED (light-emitting diodes) konvensional atau LCD (liquid crystal
displays) yang digunakan saat ini.
Berikut ini akan diuraikan apa saja komponen pada OLED dan
bagaimana cahaya OLED dihasilkan.
Komponen OLED
Seperti halnya teknologi LED, OLED merupakan semikonduktor
padat dengan ketebalan hanya 100 sampai 500 nanometer atau sekitar 200 kali lebih tipis dari rambut manusia. OLED
dapat memiliki dua atau tiga lapisan bahan organic, dimana pada desain yang
terahir atau lapisan ketiga berfungsi
membantu transportasi elektron dari
katoda ke lapisan yang memancarkan .
Selanjutnya, kita aka lebih focus pada desain lapis kedua
saja.
Pada desainnya sebuah OLED terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
a. Substrat. Ini
merupakan medium sejenis kaca plastik
atau foil. Tujuan sebtrate untuk mendukung cara kerja OLED.
b. Anoda. Medium ini
bersifat transparan dimana anoda befungsi untuk memindahkan elektron (membuat ‘lubang’
elektron) ketika arus mengalir melalui perangkat.
c. Organik layer.
Lapisan ini terbuat dari molekul organi atau polimer.
d. Conducting Layer.
Lapisan ini terbuat dari molekul past
oranik yang meinaan ‘lubang’ dari anoda.
Salah satu polimer yang digunakan dalam lapisan ini adalah polianilin.
e. Emissive Layer.
Lapisan ini terbuat dari molekul plastic organik (yang berbeda dari conducting
layer) yang memindahkan elektron dari katoda. Ini merupakan tempat dimana
cahaya dibuat. Salah satu polimer yang digunakan dalam lapisan ini adalah
polyfluorene.
f. Katoda.
Medium ini bias berbentuk transparan atau tidak tergantung pada jenis
OLEDnya. Katoda akan menyuntikan elektron ketika arus mengalir melalui
perangkat.
OLED Memencarka cahaya dalam cara yang mirip dengan LED,
melelui proses yang disebut ‘electrophosphorescence’.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
Sumber daya atau batrai dari perangkat yang berisi OLED
menghasilkan tegangan buat OLED.
Kemudian arus listrikmengalir dari katoda ke anoda melalui
lapisan organic (arus listrik adalah aliran elektron). Disini katodamembuat
elektron berpindah Ke ‘emissive layer’ dari molekul organik.
Sedangkan anoda memindahkan elektron dari ‘conductive layer’ dari molekul organik. Ini
sama dengan membuat lubang elektron pada
‘conductive layer’.
Batas antara ‘emissive layer’, membuat elektron menemukan
lubang elektron tersebut. Jadi, ketike elektron menemukan sebuah lubang elektron,
elektron mengisi lubang tersebut. Ketika ini terjadi, elektron memberikan energy
dalam bentuk foton cahaya.
Akibat serangkaian
kejadian tadi, OLED dapat memancarkan
cahaya. Sedangkan warna yang dihasilkan akan bergantung pada jenis molekul organic
pada ‘emissive layer’ Digunakan beberapa
jenis film organic pada OLED yang sama untuk dapat membuat warna menjadi terlihat. Sedangkan intensitas
atau kecerahan cahaya bergantung pada jumplah arus listrik yang digunakan. Semakin
besar arusnya, semakin jelas warnanya.